
SAMARINDA, Kate.id – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim menjelaskan perihal regulasi nonton bareng (nobar) Piala Dunia 2022. Hal ini menyikapi beredarnya misinformasi di masyarakat Kaltim pascapemberitaan regulasi nobar tersebut.
Kepala Diskominfo Kaltim Muhammad Faisal mengatakan, banyak masyarakat yang salah paham. Dan menganggap pengurusan izin nobar dilakukan oleh Diskominfo.
Kata dia, regulasi penyiaran di Indonesia telah berlaku sejak dahulu. Kaitannya dengan siaran Piala Dunia 2022, proses perizinan dilakukan kepada pemilik hak siar, bukan Diskominfo Kaltim.
“Sebenarnya regulasi ini umum saja dan berlaku sejak dahulu, hanya saja memang jarang disosialisasikan. Awalnya saya diwawancarai khusus oleh RRI mengenai hal ini kemudian rilis di website Diskominfo. Lalu beredar kutipan-kutipan saya di banyak media maupun medsos,” ungkap Faisal.
Beberapa netizen berkomentar bahkan ada yang menghujat jika Diskominfo hanya mencari-cari kerjaan dan mengambil keuntungan yang berbau duit.
“Karena ini misinformasi jadi ya biasa ajalah, sah saja orang berbicara, walaupun hati-hati karena kalau salah dan merugikan bisa saja kami menuntut balik yang asal bunyi itu,” sebutnya.
“Tetapi sudahlah, begini lho namanya perusahan sudah membeli dan mendapatkan hak siar atas kegiatan Piala Dunia 2022 di Indonesia maka mereka berhak membuat regulasi atas haknya tersebut. Sejak dahulu ya begini, hanya kita saja yang suka mengabaikan dan tidak mau tahu, asal bajak saja,” sambung Faisal.
Diketahui, hak siar eksklusif Piala Dunia 2022 di Indonesia dipegang oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) pemilik sub-holding Surya Citra Media (SCM). Pemegang hak telah menunjuk PT. Indonesia Entertainmen Grup (IEG) sebagai pengatur.
Semua pihak yang melaksanakan kegiatan me-relay kembali atau melaksanakan kegiatan nonton bareng, mempromosikannya, apalagi dengan berbayar maka harus mengajukan izin ke EMTEK dan IEG sebagai pemegang hak siar.
“Aturan umumnya ya memang begitu, coba deh tanya ke hotel-hotel atau resto atau penyelanggara nobar berbayar, pasti mereka izin kok. Kecuali memang ada yang nekat dan suka membajak hehehe. Tapi risiko yang tanggung sendiri,” beber Faisal.
Namun bukan berarti semua tidak boleh. Jika hanya nobar dengan kawan-kawan, saudara, atau keluarga di rumah, kelompok atau geng secara pribadi di rumah, di kamar hotel, atau apartemen, tetap boleh dan malah disarankan.
“Tetap bolehlah kalau bersifat pribadi dan bukan ditempat publik. Kan tidak juga berbayar dan dipromosikan besar-besaran nobarnya. Ada yang bilang dulu boleh saja nobar di tempat publik hehe, mungkin dia yang boleh nonton tapi tidak tanya ke penyelenggara nobarnya, pasti mereka izin,” tegasnya.
Menurut Faisal, Diskominfo Kaltim hanya berupaya menjelaskan dan menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat sesuai dengan regulasi penyiaran yang berlaku. Bukan harus mengajukan izin ke dinas terkait penyelenggaraan nobar.
“Intinya ini hanya penyampaian informasi yang sebenarnya, edukasi ke publik, bukan harus minta izin ke Diskominfo bukan hak kami mengeluarkan izin atau rekomendasi,” pungkasnya. (lan/advdiskominfokaltim)
