
KUTAI KARTANEGARA, Kate.id – Desa Pela yang terletak di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah terpilih sebagai satu-satunya desa yang mewakili Kaltim dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Hal ini ditetapkan langsung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Atas penetaoan ini, Desa Pela nantinya dikunjungi langsung Dewan Juri hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar Slamet Hadiraharjo melalui Kabid Destinasi Wisata M Ridha Fatrianta mengatakan, pihak Kemenparekraf nantinya akan berkunjung layaknya seorang wisatawan.
“Jadi Pak Menteri akan membeli paket wisata dan melakukan kunjungan sekaligus meninjau. Dan kami (Dispar) juga akan membantu pendampingan untuk kenyamanan juri dengan kunjungan menteri,” beber Ridha saat dikonfirmasi Kate.id, Senin (9/5/2022) siang.
Dia juga menyampaikan bahwa bulan lalu jajarannya telah mengikuti sosialisasi penilaian. Pada Selasa (10/5/2022) besok dilakukan rapat internal bersama pihak pengelola desa wisata tersebut. Untuk membicarakan bagaimana nanti bantuan beserta pendampingan yang dapat dilakukan Dispar Kukar.
Disebutkan Ridha, Desa Pela termasuk salah satu di antara 10 desa wisata lainnya di Kukar. Dan satu-satunya di Kaltim yang memasuki 50 besar ADWI 2022. Setelah sebelumnya bersama Desa Wisata Malahing Kota Bontang dan Desa Wisata Teluk Harapan Kabupaten Berau memasuki 100 besar ADWI.
“Jadi dari segi penilaiannya kami memang sudah melakukan mekanisme penginputan melalui aplikasi yang ada di kementerian,” lanjutnya.

Pihak pengelola Desa Pela menyebut, pencapaian ini merupakan kebanggaan dan kesenangan tersendiri. Kepala Pokdarwis Desa Pela Alimin Azarbaijan menyatakan, pihaknya memang fokus memburu prestasi.
“Karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar dan Pemerintah Provinsi (Perprov) Kaltim tidak menginginkan kembalinya bantuan mereka. Tetapi bagaimana desa ini bisa meningkat dan berprestasi. Jadi kami hanya bisa memberikan prestasi,” ujar Alimin saat dihubungi media ini.
Menurutnya Kukar terpilih karena aplikasi ADWI 2022 yang menginginkan sinergi baik antarpengelola desa wisata dengan pemerintah desa, masyarakat, lembaga desa, kecamatan, hingga kabupaten dan provinsi.
“Kami sudah melakukan itu semua. Kadang saya bermotor ke Tenggarong, Samarinda untuk mencari informasi apa yang kami lakukan. Alhamdulillah ada bantuan dari pihak terkait (untuk berkembang). Kini kami punya kapal, longboat dan museum. Itu adalah hasil kolaborasi,” tegas Alimin.
Dijelaskan, dalam penetapan ADWI ada tujuh kriteria yang harus dipenuhi. Di antaranya kelembagaan desa, daya tarik wisata, homestay, konten digital dan kreatif, suvenir, toilet, dan Cleanliness, Health, Safety, and Enviromental Sustainability (CHSR). Semua kriteria ini telah dipenuhi Desa Pela.
“Tinggal juri yang datang untuk menilai apakah sesuai dengan yang dikehendaki. Makanya sebelum juri datang, ini dinas-dinas sudah saya hubungi semua. Apa yang bisa dibantu,” terangnya.
Dalam ajang nasional ini, Alimin membeberkan pihaknya lebih menguatkan aspek kelembagaan dan digitalisasinya. Seperti museum nelayan yang termasuk konten kreatif. Hingga segi Kelembagaan dari laporan jumlah pengunjung, akta notaris, nomor induk berusaha (NIB) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang telah dilengkapi.
“Karena sebelum menteri datang, kunjungan itu yang duluan adalah panitia ADWI. Dia melihat apa-apa yang kurang nanti, baru disampaikan ke dinas-dinas apa yang perlu dipersiapkan dan disampaikan untuk menyambut menteri. Dipastikan juga Pemprov Kaltim dan Pemkab Kukar terus membantu dalam perkembangan desa ini,” pungkas Alimin. (lmo)
Editor: Lukman Maulana
